Minggu, 26 Februari 2012

Orang Biasa vs Luar Biasa (Untuk Yang Sedang Jatuh Cinta)

Untuk yang sedang kasmaran alias jatuh cinta alias falling in love pada lawan jenisnya tetapi belum menikah:

Ga sms atau nelpon waktu ga ada pulsa, itu sih biasa....
Ga chating, email-emailan, dan vcon karena ga ada akses internet, itu juga biasa....
Ga ketemu karena kondisi yang tidak memungkinkan, ini juga biasa banget...

Bagi yang pernah belajar Matematika Diskrit, berdasarkan aturan kontrapositif maka orang-orang biasa akan melakukan hal-hal berikut ini:
Jika punya pulsa maka akan nelpon dan sms.
Jika ada akses internet maka akan chating, email atau vcon.
Jika kondisinya memungkinkan untuk ketemuan, maka mereka akan ketemuan.

So, mau jadi orang yang biasa aja???... ya engga doooong. Terus gimana caranya jadi orang LUAR BIASA?. Kalau menurut versi saya, orang LUAR BIASA justru akan melakukan hal yang berbeda dengan orang kebanyakan, contohnya kaya gini nih...
Saat telpon ada, pulsa banyak, internet lancar, waktu untuk ketemuan ada, dan semua faktor mendukung untuk terjalinnya komunikasi, justru mereka memilih untuk tidak menelpon, sms, chating, vcon, kirim email, atau ketemuan jika tidak ada hal-hal yang memang penting.

Loh, kenapa gitu? ya karena mereka lebih memilih untuk menjaga hati dibandingkan mengumbar nafsu yang seolah-olah manis dan menyenangkan padahal sebenarnya dapat menjerumuskan kita dan orang yang disayangi tentunya. Tapi... tapi.. tapi... ini susaaah... Ya memang, namanya juga luar biasa, masa tingkat kesukarannya sama dengan yang biasa... Pasti nanti ada yang jawab lagi "tapi kangeeeeen...", hehe nikmati saja prosesnya, salurkan ke hal lain yang positif, misalnya nulis, bikin cerpen, ngerjain tugas, atau aktifitas lainnya. Percaya deh, waktu akan menyelesaikan segalanya saat "keinginan ga jelas" itu tidak diikuti. Tenang saja, nanti akan ada masanya kalian mendapatkan perhatian lebih dari orang yang memang berhak. Kapan?? ya kalau sudah waktunya, saya sendiri tidak tahu, mungkin kalau sudah menikah kali yaaaaaa... :D :D. Yang jelas kalau jodoh ga akan tertukar. Allah yang maha menguasai hati manusia, jadi walaupun kalian ga pernah ngasih pujian, perhatian spesial, atau rayuan maut, jika memang berjodoh maka Dia yang akan menyatukan hati kalian. So, berusaha dengan cara yang benar, berdoa, dan selebihnya biarkan "tangan" Allah yang bekerja. 

Jadi silahkan memilih, apakah ingin menjadi orang  biasa atau luar biasa.

.

Tentang Bangku Kuliah

Jika kesuksesan tidak selalu didapat dari bangku kuliah, kenapa harus memaksakan diri duduk di bangku kuliah hanya demi selembar ijazah tanpa makna. Mungkin lebih baik uang yang ada diberikan kepada orang lain yang memang niat untuk kuliah. Atau bisa juga dananya digunakan untuk modal usaha yang diminati, siapa tahu anda bisa sukses dengan usaha tersebut.

*********

Dulu salah seorang rekan pernah berkata kira-kira seperti ini "mba Yana, daripada mengurus satu orang yang ga niat untuk belajar, lebih baik mengurus 10 orang yang memang niat untuk belajar, karena bisa jadi energi yang kita keluarkan untuk mengurus satu orang tersebut lebih besar daripada mengurus sepuluh orang yang niat untuk belajar, padahal ada banyak hal lain yang lebih bermanfaat yang dapat kita lakukan dengan energi sebesar itu". Saat itu saya sempat membantah pernyataan tersebut, karena menurut saya justru disitulah tantangannya, bagaimana membuat seseorang dari tidak tertarik menjadi tertarik terhadap suatu bidang. Saya berpikir jika semua orang meninggalkan dia lantas siapa yang akan menuntunnya untuk berubah?". Meskipun demikian rekan saya tetap berkata "tidak, lebih baik energinya digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat". Ok, saya bisa menerima itu, karena perbedaan adalah hal yang biasa.

Saya tetap dengan pendapat saya sampai akhirnya mengalami "sesuatu" di semester kemarin. Saya bertemu kelas yang entahlah mungkin ini untuk pertama kalinya saya menemukan kelas seperti itu (semoga kedepannya tidak mendapatkan kelas yang seperti itu lagi). Intinya banyak hal baru yang saya temui disini dan jujur saja menguras banyak energi (bukan secara fisik, tetapi mungkin pikiran dan emosi).  Mengurus satu orang yang tidak niat saja effort  yang diperlukan sudah cukup besar, apalagi terdapat lebih dari separuh anak dalam satu kelas dengan karakter yang nyaris sama (kuliah niat ga niat, ditanya ga bisa jawab, tugas dan ujian nyontek, tapi nilai ingin bagus).


Berdasarkan pengalaman tersebut kali ini saya harus mengakui kalau teman saya benar, lebih baik mengurus sepuluh orang yang niat belajar daripada harus menghadapi 1 orang yang ga niat belajar. Sayang waktu dan energinya jika digunakan untuk mengurusi orang yang bahkan dia sendiri tidak menghargai kemampuannya  (nyontek = merendahkan kemampuan diri sendiri). Ya, kali ini saya juga harus mengakui kalau mahasiswa bukanlah anak kecil yang harus selalu kita tatih untuk dapat berjalan. Mahasiswa adalah manusia dewasa yang seyogyanya dapat memilih mana jalan yang terbaik untuk dirinya. Cukup berikan yang terbaik untuk mereka, selebihnya biarkan mereka menentukan arahnya sendiri. Jika belum sesuai harapan tidaklah perlu terlalu kecewa dan merasa bersalah berlebihan, karena ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, dan faktor utama adalah keinginan dan usaha keras dari masing-masing individu. Move on, kerjakan hal lain yang lebih bermanfaat dan yang lalu biarlah menjadi pelajaran.

Dari kejadian diatas juga saya jadi terpikir bahwa untuk orang-orang yang sebenarnya tidak niat kuliah, untuk mereka yang kuliah hanya sekedar mengejar selembar kertas bertuliskan "ijazah", mungkin ada baiknya kalian memilih jalan lain. Sayang waktu dan biaya yang terbuang jika hanya untuk mendapatkan selembar kertas ijazah tanpa mengetahui makna yang terkandung didalamnya. Bayangkan jika biaya kuliahnya digunakan untuk usaha tertentu dan anda tekuni dengan sungguh-sungguh selama sekian tahun (sama dengan lamanya waktu kuliah) mungkin anda sudah menjadi pengusaha sukses, bisa jadi sesukses Bob Sadino atau bahkan lebih sukses lagi.



PS:
Spesial untuk mahasiswa di kelas yang saya ceritakan diatas, terima kasih karena kalian telah mengajarkan kepada saya pentingnya menjadi bijak  dan pentingnya mengelola emosi. Kalian berhasil "memaksa" saya untuk merenung dan mengevaluasi diri lebih dalam lagi.
.

Rabu, 15 Februari 2012

Evaluasi Mengajar Semester Ganjil 2011/2012

Beberapa catatan hasil merenung dan diskusi dengan beberapa rekan yang lebih berpengalaman, sebagai bahan evaluasi bagi saya:
  • Sebagai seorang pengajar seharusnya saya menyadari kalau karakteristik mahasiswa itu berbeda-beda, oleh karena itu seharusnya saya dapat lebih bijak menghadapi semua perbedaan tersebut.
    * "bijak", rasanya ini yang belum saya miliki*
  • Jangan berpikir dapat merubah keadaan hanya dalam waktu satu semester. Rasulullah saja perlu waktu bertahun-tahun untuk merubah keadaan umat, apalagi saya yang hanya sekedar manusia biasa, seharusnya saya dapat lebih bersabar. Segala sesuatu perlu proses. Yang perlu diingat adalah ada orang yang dapat berproses dengan cepat dan ada yang prosesnya lambat.
  • Jangan terlalu frontal dalam menghadapi mahasiswa, ikuti alurnya namun tetap dampingi mereka.
  • Berikan pertanyaan yang dapat dimengerti mahasiswa. Jika mahasiswa belum mengerti juga sederhanakan  lagi pertanyaannya, mungkin cara bertanya kita yang salah. 
  • Jangan biasakan menunjuk apalagi menyebutkan nama saat bertanya di kelas, karena terdapat sebagian mahasiswa yang menganggap itu sebagai "ancaman" dan secara psikologis hal tersebut sangat berpengaruh. Anak akan merasa dipermalukan di depan kelas saat ia tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Oleh karena itu sebaiknya saat bertanya di depan kelas buat pertanyaan semenarik mungkin sehingga dapat merangsang anak untuk menjawab dengan suka rela tanpa harus ditunjuk. 
  • Bangun komunikasi yang baik dan jangan biasakan menumpuk masalah. Jika ada yang kurang berkenan segera diskusikan dan cari jalan keluarnya bersama-sama. Jika merasa kurang sreg dengan contact person (CP) kelas, sebaiknya segera ganti, jangan sampai hanya karena komunikasi kita dan CP yang kurang baik berimbas pada anak-anak sekelas.
  • Jangan membalas perlakuan tidak menyenangkan dengan tindakan yang tidak menyenangkan juga. Contohlah Rasulullah, beliau tidak pernah membalas orang-orang yang berbuat buruk kepadanya. Beliau senantiasa bersikap lembut dan baik.
  • Tidak hanya menuntut, tapi juga mau mendengarkan dan peka terhadap kondisi mahasiswa.

      UntukTeman

      Beberapa waktu lalu saya merasa sangat kehilangan teman-teman diskusi terbaik yang pernah hadir dalam hidup saya. Mereka yang selalu ada dan bersedia mendengar cerita-cerita saya. Mereka yang seringkali memberikan motivasi dan menguatkan langkah saya. Mereka yang selalu hadir disaat saya membutuhkan pegangan. Mereka yang tidak pernah bosan mengingatkan saya. Mereka yang tahu persis bagaimana menangani saya, Miss you all so much.... Rasanya ingin berkata "kalian dimana??, saya memiliki banyak sekali cerita. Hey teman, saya perlu masukan dari kalian". Tapi sepertinya saya harus menerima kenyataan kalau mereka kini tidak lagi ada di sekeliling saya.

      Dalam diam saya kembali tersadar bahwa dunia selalu berputar. Akan selalu ada yang datang dan pergi, dan benarlah adanya kalau Allah adalah tempat mengadu terbaik. Tempat mengadu yang selalu siap menemani seumur hidup kita. Dia Yang Maha Mengetahui apa yang kita butuhkan. Disaat saya merasa sangat kehilangan, Dia memberikan saya teman-teman baru. Teman diskusi yang nyaris sama baiknya dengan kalian.

      Kawan, saya memang senang dengan teman-teman baru saya, tetapi kalian perlu tahu meskipun banyak orang baru hadir dalam kehidupan saya, akan tetapi tempat kalian mungkin tak akan terganti, karena setiap orang akan menempati tempat yang berbeda walaupun dengan posisi yang sejajar. Terimakasih telah ada selama beberapa tahun terakhir ini. Terimakasih atas waktu dan ketulusan yang diberikan. Terimakasih untuk pelajaran berharga yang telah kalian berikan. Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Amiiin.

      .

      Missing One

      Hai diary,

      Tadi saya iseng buka email-email jaman "entah berantah", ternyata banyak ya yang sudah dilalui, pantas saja dua bulan terasa lama.  Ups, teman saya bilang lama kalau dihitung, kalau tidak dihitung ya tidak terasa lama. Kalau saya pikir-pikir benar juga, "jangan menghitung waktu", melangkah saja dan kerjakan apa yang harus dikerjakan.

      Oya satu lagi, ingat pepatah yang mengatakan "ala bisa karena biasa". Sesuatu yang tidak biasa dapat menjadi biasa dan sesuatu yang biasa dapat menjadi tidak biasa, tergantung pada kebiasaan yang kita lakukan. Terlepas dari semua itu,  jangan biarkan dunia menjadi terbolak-balik.

      .