Minggu, 05 Juli 2015

Perjalanan Mencari Cinta (Part 3) -> Jangan Milih - Milih

Dalam konteks menjemput jodoh (yang sebetulnya telah tertulis di Lauh Mahfudz), beberapa kali sy mendengar istilah "jangan kebanyakan milih-milih". Kalau ada yang bilang gitu sebenarnya jadi pengen nanya, "kenapa dulu anda memilih menikah dengan pasangan anda?, kenapa tidak memilih sembarang orang yang ada di jalanan?", tapi biasanya ga sampai terucap, cuma memang heran saja. Kok bisa ya dibilang jangan milih-milih untuk urusan jodoh, padahal beli baju saja kita milih, masa nyari suami ga milih-milih??. Seriusan, ini mau cari suami loh... orang yang akan menjadi pendamping hidup, orang yang akan menjadi imam bagi keluarga kecil nantinya, orang yang akan bersama-sama belajar menapaki titah-Nya di muka bumi ini. Bukankan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim telah disebutkan bahwa diantara empat kriteria untuk memilih jodoh, yaitu harta, tahta, rupa, dan agama, maka pilihlah yang agamanya baik. Tapi kita juga harus sadar diri, kalau ingin mendapatkan laki-laki yang baik kitanya harus berusaha untuk menjadi perempuan yang baik juga. Kalau kitanya gini-gini aja, ga ada usaha memperbaiki diri, tapi tetap 'keukeuh' pengen dapet laki-laki yg baik piye toh??. Ingat janji Allah dalam q.s. an-nur ayat 26 bahwa laki laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya. 

Jadi... jadi.. jadi... kalau menurut sy dalam menjemput jodoh "milih-milih" itu boleh, harus malah, tapi ya itu tadi ikuti tuntunan al-qur'an dan sunnah, pilih yang agamanya baik, Insya Allah kesananya akan baik dan jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dalam mengambil setiap keputusan supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari. Yuks perbaiki diri sambil nunggu akang love yang entah siapa dan dimana datang :D



Sabtu, 04 Juli 2015

Perjalanan Mencari Cinta (Part 2)

Suka deh sama jawaban mama waktu ada orang yg mau dikenalkan ke saya tapi kemudian beliau menyampaikan ke saudara sy kalau sebenarnya belum siap untuk menikah. Jawaban mama ke saudara sy kurang lebih begini "bagus beliau bilang di awal, jadi anak gadis orang tidak dibiarkan menunggu tanpa kepastian, lagipula teh Yana ga mau pacaran sebelum menikah". Terharuuu... love you full mamaaa.. Selain karena syariat, mama juga sangat menghargai jalan yang dipilih anak-anaknya. Btw sy juga menghargai laki-laki tersebut karena berani jujur di awal dan berani mengambil keputusan, jadi prosesnya tidak perlu dilanjutkan dan tidak berlarut-larut yang jatuhnya malah jadi pacaran atau HTS ga jelas. 

Oya diary, sy jadi ingat pengamatan kondisi di sekitar dan pengalaman pribadi tentunya. Sejujurnya saya bingung sama laki-laki yang berani mendekati anak gadis orang secara 'sporadis', bilang 'suka', bahkan sampai ngajakin nikah tapi saat diminta datang ke orang tua malah ga berani dan bilangnya belum siap. Hadeeeuh... padahal kalau belum siap ngapain buang-buang waktu buat mendekati anak orang. Sabarlah sedikit, lebih baik menunggu waktu yang tepat, toh jodoh ga akan pernah tertukar. Kalau ketemu orang-orang 'geje' model gini abaikan saja. Mungkin karena sy orang eksak  yang waktu kuliah dulu ’terdoktrin’ untuk tidak menganggap sesuatu itu benar sebelum terbukti kebenarannya.  Jadi kalau sekedar bilang 'suka', 'sayang', 'nikah yuk', atau apalah yang sebangsanya tanpa memberi kepastian kapan bisa bertemu orang tua untuk mengkhitbah anaknya anggap saja angin lalu, anggap teman biasa saja. Disamping itu sy juga tidak mengerti dengan hal-hal implisit seperti 'kamu urusin adik-adikku ya', 'kerumah saja bertemu ibu', 'mau ga ngisi rumah sy yg disini?, kalau sepi nanti biar ditemenin ibu', dst dst. Kalau kata orang sebenernya itu 'propose', tapi gimana ya sy memang ga berani mengambil kesimpulan apapun jika tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara jelas dan eksplisit. Kadang sy berpikir apa susahnya bilang 'sy berniat mengkhitbah kamu, apakah bersedia, kapan sy bisa datang menemui orang tuamu?' atau bisa juga disampaikan melalui perantara. Kalau sudah diucapkan begitu kan jelas ya, jadi terang benderang maksud dan tujuannya. 

Hal lain yg menurut sy agak gimanaaaa gitu, jika ada yang bilang 'baru akan menikah sekian tahun lagi' dengan alasan yang beragam tentunya. Lagi-lagi sy berpikir kalau masih lama kenapa juga harus ngedeketin anak gadis orang dari sekarang. Bukankah jauh lebih baik jika semuanya disimpan rapi dulu, baru action kalau memang sudah siap (dengan catatan kalau calonnya belum menikah ya...), karena menjaga hati itu luar biasa susah. Lagipula yang namanya perasaan mudah berubah-ubah, sekarang suka besok tidak, sekarang biasa saja besok suka (semoga kalau sudah ketemu jodohnya diberikan ketetapan hati). Bayangkan apa jadinya kalau sudah menunggu lama ternyata jodohnya bukan dia, apa ga makjleb banget tuh??. Jadi sekali lagi kalau belum siap ya sabar, "sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (q.s. 2:153) :)

Kesimpulannya kalau ketemu yang geje-geje abaikan saja, karena sy yakin bahwa laki-laki yang baik hanya akan berani menyatakan maksudnya jika memang sudah siap menikah. Jangankan banyak alasan, bahkan dia sendiri yang akan meminta untuk langsung bertemu orang tua :)




.

Selasa, 17 Maret 2015

Kelas Sistem Pakar

Hallo diary,

Kalau ada kelas favorit di semester sekarang, kelas sistem pakar yang sejauh ini paling sy sukai. Selalu menyenangkan kalau masuk ke kelas ini, karena ide-ide segar selalu bermunculan. Ditambah lagi anak-anaknya sudah terfilter sejak awal, jadi diskusinya lebih mudah. Seneng aja bisa nyambung sama orang-orang yang 'sekutub'. Secara mentalpun sejak awal sepertinya sudah dipersiapkan. Mental-mental struggle, tidak mudah menyerah, dan tidak banyak alasan.

Thanks all.. walaupun kita sedikit, tapi semoga kelak bisa bermanfaat bagi banyak orang :D :D

Senin, 02 Februari 2015

When I Love You...

Hallo diary,

Semakin kesini sy semakin menyadari kalau tugas terberat seorang pendidik bukan sekedar  bagaimana mahasiswa dapat memahami materi yang disampaikan, tapi pada seberapa jauh dia dapat mengenal Pencipta-nya, seberapa besar ilmu yang didapat bisa menambah ketaatan kepada Rab-Nya. Itu sebabnya kenapa sy selalu miris kalau melihat ada anak-anak yg mencontek maupun memeberi contekan saat ujian. Ga tau ya, sedih aja.. Jauh lebih sedih ketimbang melihat nilai yg ga seberapa.

Diary.. Sy sudah mencoba cara lembut, tp ternyata itu belum cukup hingga akhirnya perlu digunakan cara yg lebih tegas (mungkin sebagian akan bilang sy galak). Jika saja sy tau cara yg lebih baik mungkin akan sy coba (semoga Allah menunjukan jalannya di kemudian hari), karena sebenarnya menyakitkan buat sy ketika harus bertindak tegas, tapi jauh lebih menyakitkan jika sy membiarkan kita sama-sama masuk dalam jurang yang bila dibiarkan lama kelamaan dapat mengikis akidah. Diary saya tahu saya sendiri masih banyak kekurangan, masih jauh dari sempurna, semoga Allah  mengampuni segala khilaf dan  senantiasa memberi petunjuk-Nya.

Doa sy malam ini semoga Allah senantiasa melembutkan hati saya dan anak-anak, semoga saya tidak berlaku dzalim terhadap mereka, semoga kami bisa sama-sama mendidik diri kami dan lingkungan untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Mu dalam setiap aktifitas.

Untuk adik-adik mahasiswa semoga mereka mau memaafkan segala kekurangan dan segala khilaf yg telah sy lakukan. Semoga mereka mau memaafkan jika tanpa sengaja sy mendzalimi mereka, tapi sungguh hanya Allah yg benar-benar tahu apa yg ada di hati saya, hanya Allah yang Maha Tahu kenapa sy harus mengambil keputusan A, B, C dst, dan hanya Allah yg tahu seberapa besar saya menyayangi kalian

Minggu, 18 Januari 2015

Denial Phase

Hallo diary,

Kalau ada fase di cleansing stage yang terasa cukup berat bagi sy adalah fase denial. Menyesakan memang, tapi ini jadi satu pembelajaran jika suatu saat nanti bertemu orang yang mengalami fase ini jadi tau harus bersikap bagaimana.

Hmmmh... Mari nikmati setiap prosesnya, Insya Allah ini juga akan terlewati.

Don't Deny Rani

Dear Rani...

Jika angin memang datang menyapa, rasakan belai lembutnya

Jika air memang bergemericik, dengarkan alunannya

Jika bintang memang berkelip, nikmati tariannya

Jika matahari memang menyinari, rasakan kehangatannya

Tak perlu menolak. Tak perlu menganggap tak ada jika semuanya nyata. Semua hal tak bergerak dengan sendirinya Rani, semua sudah ada Yang Mengatur. Biarkan ia mengalir & rasakan betapa semua unsur membentuk satu orkestra, memainkan melodi yang indah.

Februari

Hallo Diary,

Sy tidak pernah tahu apa yg akan terjadi di bulan Februari. Tp entah kenapa sy menunjuk satu waktu di penghujung bulan tersebut. Jika itu adalah awal, semoga menjadi awal yang baik. Tetapi jika itu adalah akhir, semoga menjadi akhir yang baik pula, khusnul khatimah. Aamiin..

4 Musim di Dunia Saya

Siapa bilang di Indonesia hanya ada dua musim?. Buktinya sekarang di Jakarta ada 4 musim. Seriusan??.. Iya serius... Di Jakarta sekarang ada 4 musim, versi dunia saya tentunya. Kali ini sy bisa merasakan  indahnya musim semi, kehangatan musim panas, bekunya musim dingin, dan pesona di musim gugur. Perjalanan melalui setiap musim selalu menarik, semua spesial di masanya :)