Jumat, 30 Juli 2010

Mengajar di Daerah Terpencil

Minggu kemarin aku baru saja mendapatkan informasi dari milist tentang kesempatan untuk mengajar SD selama satu tahun di daerah-daerah terpencil yang kekurangan guru. Program tersebut merupakan bagian dari gerakan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Anis Baswedan. Aku sangat tertarik dengan program ini dan mulai menyusun beberapa rencana kedepan. Aku berharap saat kembali lagi ke "kota" aku dapat membangun relasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama mencari solusi guna membantu masyarakat di daerah terpencil yang membutuhkan. Aku ingin mememanfaatkan penggunaan IT khusunya e-learning dan digital library sebagai salah satu upaya percepatan pemerataan pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian aku sadar butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat merealisasikan hal tersebut karena terkait dengan biaya dan berbagai faktor penunjang lainnya.

Aku sempat berdiskusi dengan seorang teman yang berasal dari Kalimantan tentang rencana memasukan IT ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Tahu apa komentar beliau?? begini komentarnya: "Yana, dalam waktu 10 tahun kedepan mungkin baru bisa masuk listrik, jadi penerapan IT untuk dunia pendidikan mungkin baru bisa terealisasi 20 tahun kedepan". Aku kaget mendengar jawaban tersebut. Separah itukah keadaan di daerah? Sebegitu timpangkah kondisi di pulau Jawa dengan di daerah lain?. Hmmm... jadi semakin tertarik untuk pergi, tinggal mendiskusikan dengan keluarga boleh tidaknya aku ikut program ini....

Saat berkunjung ke tempat kakak, ibuku juga sedang berada disana. Aku lantas membicarakan keinginanku untuk mengajar di daerah terpencil selama satu tahun. Beliau kemudian memberikan beberapa pandangan. Ibu sama sekali tidak melarangku untuk pergi, tapi dari apa yang diungkapkan aku jadi tahu kalau sebenarnya untuk saat ini ibu lebih senang jika aku tetap berada di pulau Jawa.

Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran mengajar dan aku masih memiliki keinginan untuk pergi kesana. Tapi setelah berpikir ulang dan mempertimbangkan hasil diskusi kemarin, sepertinya keinginanku harus tertunda. Aku memutuskan untuk tidak jadi pergi karena masih ada banyak hal yang harus aku kerjakan disini. Meskipun tidak jadi pergi, namun kejadian ini semakin memantapkan langkahku untuk tetap berada di dunia pendidikan. Meskipun tidak jadi pergi, aku akan meneruskan mimpi itu dengan cara dan bentuk yang berbeda. Semoga tercapai. Amiiin.

2 komentar:

  1. Amiiin... juga :D
    Hai, Yana. Aku Venni, kita sedikit sama. Aku juga niat pengen ngajar di daerah terpencil. Dengan misi yang sedikit Whatever happen.
    Bedanya, Ibuku gak ngijinin. Hosh!! 3 semester lagi, kalau tak ada halangan, aku pengeeen kesana. T___T

    BalasHapus
  2. Amiin...smg cepet lulus dan mimpinya bisa terwujud.. Smg dapet ijin dari ibu..Tp klo ga dapet ijin jg sbnrnya ada banyak cara lain yg bisa dilakukan..Misal, buka jaringan ke pemerintah pusat atau pemda setempat u lebih concern menangani daerah terpencil.. Tp syaratnya kita survey lapangan sendiri, jgn pake data statistik yg sdh ada..Atau buka link ke tmn2 yg udah berangkat, trs bantu2 keperluan anak2 disana melalui temen2 td.. Banyak cara lah pokoknya..(jd inget film Denias..)
    Btw Venni blognya dah ga aktif? atau pindah blog?

    BalasHapus