Dalam konteks menjemput jodoh (yang sebetulnya telah tertulis di Lauh Mahfudz), beberapa kali sy mendengar istilah "jangan kebanyakan milih-milih". Kalau ada yang bilang gitu sebenarnya jadi pengen nanya, "kenapa dulu anda memilih menikah dengan pasangan anda?, kenapa tidak memilih sembarang orang yang ada di jalanan?", tapi biasanya ga sampai terucap, cuma memang heran saja. Kok bisa ya dibilang jangan milih-milih untuk urusan jodoh, padahal beli baju saja kita milih, masa nyari suami ga milih-milih??. Seriusan, ini mau cari suami loh... orang yang akan menjadi pendamping hidup, orang yang akan menjadi imam bagi keluarga kecil nantinya, orang yang akan bersama-sama belajar menapaki titah-Nya di muka bumi ini. Bukankan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim telah disebutkan bahwa diantara empat kriteria untuk memilih jodoh, yaitu harta, tahta, rupa, dan agama, maka pilihlah yang agamanya baik. Tapi kita juga harus sadar diri, kalau ingin mendapatkan laki-laki yang baik kitanya harus berusaha untuk menjadi perempuan yang baik juga. Kalau kitanya gini-gini aja, ga ada usaha memperbaiki diri, tapi tetap 'keukeuh' pengen dapet laki-laki yg baik piye toh??. Ingat janji Allah dalam q.s. an-nur ayat 26 bahwa laki laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Jadi... jadi.. jadi... kalau menurut sy dalam menjemput jodoh "milih-milih" itu boleh, harus malah, tapi ya itu tadi ikuti tuntunan al-qur'an dan sunnah, pilih yang agamanya baik, Insya Allah kesananya akan baik dan jangan lupa untuk selalu melibatkan Allah dalam mengambil setiap keputusan supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari. Yuks perbaiki diri sambil nunggu akang love yang entah siapa dan dimana datang :D