Kalau ada award tentang kata terpopuler, kata yang banyak digunakan oleh banyak orang terutama remaja, mungkin kata "galau" yang akan keluar sebagai pemenangnya. Bagaimana tidak, ga di dunia nyata, ga di dunia maya, nyaris setiap hari kita menemukan kata itu. Milih makanan galau, kena macet galau, milih kerjaan galau, putus cinta galau, bahkan jatuh cintapun juga galau. Padahal nih, pas lagi galau coba melihat sekeliling, disaat kita galau milih makanan, ada banyak orang diluar sana yang bahkan mereka tidak tahu apakah hari ini bisa makan atau tidak. Ketika kita galau kena macet, ada banyak orang diluar sana yang bahkan harus berjalan berpuluh-puluh kilometer karena tidak ada kendaraan atau tidak punya uang untuk membayar ongkos. Ketika kita galau memilih pekerjaan, ada banyak orang diluar sana yang sudah melamar kesana kemari tapi belum juga membuahkan hasil. Ketika kita galau karena putus cinta atau jatuh cinta pada lawan jenis, ada banyak orang diluar sana yang jangankan memikirkan urusan perasaan, bahkan untuk bisa tidur dengan amanpun sulit.
Hey coba lihat saudara-saudara kita di palestina, syiria, rohingya, dan tempat-tempat lainnya, mereka yang hidup tertindas di negeri sendiri, di blokade, dihujani desing peluru dan diperlakukan tidak adil, merekalah yang seharusnya galau. Tapi apakah benar mereka galau?, entahlah... Tapi melihat semangat mereka, perjuangannya, keteguhan hatinya, rasanya kata "galau" jauh dari kamus hidup mereka. Kalau ingat itu rasanya hal yang selama ini sering membuat kita galau tak lebih dari sekedar urusan "ecek-ecek", ga ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dialami saudara-saudara kita di belahan bumi lain. Terlebih lagi kalau ingat kerisauan Rasulullah menjelang beliau wafat. Beliau sama sekali tidak galau karena memimirkan dirinya, justru yang beliau risaukan adalah nasib kita sebagai umatnya. Sampai-sampai menjelang ajal tiba beliau bertanya pada malaikat Jibril, "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?", kemudian Jibril menjawab, "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya". Bahkan saat malaikat Izrail menarik ruh Rasulullah secara perlahan hingga nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang, dan terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi, beliau masih juga memikirkan umatnya dan berdoa, "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku" [1]. Terharuuuu...
Jadi masih mau galau untuk urusan ecek-ecek?.. Ga deh, itu mr/mrs galau mending ke laut aje.. Kalaupun harus galau, levelnya kita naikin dikit, misal galau karena belum mencintai Allah & rasul-Nya diatas segala-galanya, galau karena belum bisa berbakti kepada orang tua, galau karena belum bisa menunaikan amanah dengan baik, galau karena belum bisa shalat tepat waktu, galau karena belum maksimal menebar manfaat, dan sederatan "high class galau" yang lainnya.
Referensi:
[1] http://m.facebook.com/?_rdr#!/story.php?story_fbid=10151468299556268&id=301729376267&__user=100000003528375