Kamis, 18 Agustus 2011

Bahagia

Bagi saya bahagia itu adalah pilihan.  Apapun kondisinya jika kita memilih untuk bahagia maka kita akan berbahagia....

Coba bayangkan ilustrasi berikut ini. Ada orang yang sering sekali mengeluh tentang pekerjaannya:  "Stres gw... kerjaan numpuuuuk teruuus... mana big bos cerewetnya minta apun... udah gitu temen-temen pada ga kooperatif lagi...rrrr...kesel..kesel...kesel...".
Kalau sudah begitu lantas siapa yang harus disalahkan?? siapa sebenarnya yang telah membuat kita stres dan tidak bisa menikmati pekerjaan?? tumpukan pekerjaan kah?? bos?? teman-teman?? atau siapa??.... Coba deh pikir lagi... Dari sebelum kita masuk kesana juga kondisi kantor memang sudah seperti itu, banyak kerjaan, under pressure, dan kawan-kawan individualis... Berarti bukan salah lingkungan dooong... Loh, kalau bukan salah lingkungan berarti salah kita karena sudah "nyemplung" ke lingkungan yang tidak nyaman?? Hoho... gimana yaaaa.... bukan sepenuhnya salah kita juga siiih apalagi kalau sebelumnya kita tidak mengetahui kondisi di lapangan. Menurut saya tidak ada yang salah dengan langkah anda masuk kerja disana, tapi yang salah adalah cara kita menyikapi kondisi yang terjadi. Jadi sekarang harus gimana?? Lagi-lagi menurut pendapat saya (hanya berdasarkan pengalaman  tanpa pembuktian ilmiah) pada prinsipnya saat kamu bisa merubah dunia dengan tanganmu maka rubahlah. Akan jadi menyenangkan bukan jika suasana di tempat kerja menjadi lebih nyaman, teman-teman bersahabat, pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, dan bos menjadi lebih ramah. Tapi saat kita belum mampu untuk merubah dunia maka cobalah  untuk bersahabat dengan diri kita sendiri dan cobalah untuk bersahabat dengan keadaan (tapi bekan berarti membenarkan yang salah yaaaa... maksudnya menikmati apa yang ada tanpa terbawa arus negatif). Kalau tetap merasa tidak nyaman mungkin ada baiknya keluar dari lingkaran dan memilih tempat lain yang lebih tepat. Satu hal yang perlu diingat, tidak ada satupun tempat atau orang yang dapat sepenuhnya sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Ada lagi contoh kedua: Dua orang yang berbeda ada di tempat yang sama dengan kondisi keuangan yang sama (sama-sama tongpis alias kantong tipis) makan dengan menu yang sama, yaitu hanya  ikan asin. Orang pertama akan bilang "Alhamdulillah.... makan besar nih..." sambil melahap makanannya dengan nikmat. Tetapi orang kedua berkomentar "whatzzzz??? ikan asin???... ga nafsu gw...".tapi ia tetap  makan dengan keterpaksaan daripada kelaperan...

Sangat kontras bukan?? kenapa dua hal yang sama bisa menimbulkan pengaruh yang berbeda? yups... bagi anda yang suka menebak-nebak saya rasa anda akan menjawab hal yang sama dengan saya, yaitu tergantung dari bagaimana kita menyikapi setiap kejadian. Kuncinya adalah bersyukur dengan apa yg sudah didapat hingga hari ini...

Suasana di tempat kerja tidak menyenangkan?? bersyukur sudah mendapat pekerjaan sementara di luar sana ada ribuan bahkan mungkin jutaan orang yang masih berhara-harap cemas untuk mendapatkan pekerjaan. Ketemu orang yg nyebelin?? bersyukur karena dengan begitu kita bisa belajar bagaimana mengelola emosi dengan baik, kita jadi mengerti artinya memaafkan dan menghargai orang, minimal bisa  jd cermin spy kita tdk seperti itu. Banyak kerjaan/ tugas numpuk?? bersyukur kita jd bs belajar bagaimana mengelola waktu, menentukan skala prioritas, dan  membuat kita lebih dewasa dalam menentukan langkah di kemudian hari. Berada pada  titik terendah?? bersyukur karena kita bisa tahu ternyata Allah menganugerahi kita kekuatan lebih dari apa yg kita bayangkan sebelumnya untuk bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Bertemu sesuatu yg "buruk" menurut kita (padahal belum tentu menurut Allah) itu artinya dikemudian hari  kita akan mengalami kebahagiaan yg berkali-kali lipat saat dapat melewati semua permasalahan tersebut.

Tapi bagaimana jika saat ini saya terlanjur tidak berbahagia?? Cari akar permasalahannya dan cobalah untuk keluar. Kebanyakan orang tetap berada dalam ketidakbahagiaan karena dia takut untuk mengambil resiko dan tidak berani mengambil tindakan. Bismillah, beranikan diri untuk melangkah, karena tidak ada yang pernah sia-sia dari setiap langkah yang kita lakukan dan yakinlah kalau Allah akan membantu setiap langkah kita.

Kemudian datang lagi pertanyaan "saya tidak tahu apa sebenarnya permasalahan yg saya hadapi??" Tanya hati kita, karena disana ada jawabannya. Kalau sudah bertanya tapi belum juga menemukan jawabannya mungkin ada terlalu banyak debu yang menempel sehingga menghalangi pandangan. So, bersihkan dahulu debu-debu itu... Insya Allah jawaban dari pertanyaan yang dicari akan ditemukan.

Ada begitu banyak faktor eksternal di sekeliling kita. Saat faktor-faktor eksternal tersebut tidak dapat dikendalikan, maka yang dapat kita lakukan adalah mengelola diri sendiri. Berusahalah untuk keluar dari ketidakbahagiaan dengan cara memberanikan diri untuk melangkah, bersyukur, dan berpikirlah bahagia.  Coba deh, apapun kondisinya selama itu masih dalam jalur yang benar Insya Allah kamu akan berbahagia. Setelah semua usaha dilakukan, jangan lupa untuk terus memohon kepada Allah dan  berserah diri kepada-Nya, karena Allah lah yang Maha Mengetahui apa-apa yang terbaik bagi hamba-Nya.






8:40

Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong(QS. Al Anfaal: 40)


penggalan QS. Al ‘Imraan: 173

..... Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung





 .