Selasa, 31 Agustus 2010

Mendidik Anak

Tidak ada yang lebih penting bagi pertumbuhan seorang anak melebihi orang tuanya. Anak belajar dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Jika orang tua suka membentak dan berteriak maka besar kemungkinan anak akan melakukan hal yang sama. Ketika tidak ada konsekuensi untuk sebuah kenakalan, maka anak tidak mempunyai cukup alasan untuk menghentikan kenakalannya. Ketika orang tua memanjakan anak untuk menebus rasa bersalah karena terlalu sibuk bekerja, maka mereka akan menjadi anak-anak yang manja. Jika orang tua tidak menghormati anak-anaknya, maka jangan berharap anak akan menghormati orang tuanya. Ketika orang tua tidak saling bekerjasama dalam mengurus anak dan selalu menganggap caranya lebih baik dibandingkan pasangannya maka anak tidak akan mau bekerjasama. Anak akan bingung siapa yang harus mereka turuti, sehingga pada akhirnya mereka tidak akan mendengarkan siapapun.

Melihat beberapa fenomena diatas, diperlukan kerjasama yang baik dari kedua orang tua dalam hal mendidik anak-anaknya. Orang tua harus bersikap tegas dan konsisten dalam menyikapi apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Tapi perlu diingat, tegas bukan berarti galak. Tumbuhkan kesadaran pada anak bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Hal tersebut dapat dilakukan misalnya dengan memberikan hadiah (bisa berupa barang atau sekedar ucapan terima kasih, pelukan, pujian, atau tanda cinta lainnya) jika mereka bersikap baik dan memberikan hukuman jika mereka bertingkah laku buruk. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa hukuman yang dimaksud disini adalah hukuman yang bersifat mendidik serta didasarkan atas rasa cinta. Orang tua juga perlu meluangkan waktunya untuk dapat mendengarkan apa yang dirasakan oleh anak-anaknya. Akui perasaan mereka dan cobalah untuk memahaminya. Katakan kalau kita mengerti perasaannya dan selalu siap mendengarkan cerita-cerita mereka. Hormati anak dan bimbing mereka dengan lembut dan penuh cinta.

Saya pernah mendengar cerita dari pendiri salah satu lembaga bimbingan belajar yang cukup ternama. Pada satu masa ia mendapati nilai anaknya di sekolah sangatlah buruk. Ia sempat kaget, bagaimana mungkin anak seorang pendiri bimbingan belajar ternama justru memiliki prestasi yang buruk. Selang beberapa waktu akhirnya beliau menemukan cara agar masalah ini dapat diatasi dengan baik. Saat itu yang dilakukan bukanlah memarahi anaknya atau mencekokinya dengan berbagai les tambahan super padat yang tentu saja akan membuat anak semakin depresi. Yang ia lakukan adalah memeluk anaknya dan berkata i love you setiap pagi saat anaknya akan berangkat sekolah. Ternyata efek dari tindakan sederhana itu sungguh luar biasa, kepercayaan diri anaknya mulai meningkat dan nilai-nilainya di sekolah terus membaik.

Cerita yang sangat indah... Cerita ini mengajarkan kepada kita bahwa cinta dan ketulusan orang tua dapat mengubah anak dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang luar biasa. Semoga kelak kita dapat menjadi orang tua yang baik sehingga dapat melahirkan generasi-generasi penerus yang berkualitas dan berakhlak baik.


** Sumber: Nanny 911. Deborah Carrol & Stella Reid. Juni 2008. Penerbit: Hikmah.

.

Permukaan Tertinggi Air

Percobaan 1:
- Masukan air kedalam gelas, tapi isi setengahnya saja
- Masukan gabus kedalam gelas yang berisi air tadi.
- Amati apa yang terjadi.

Percobaan 2:
- Masukan air kedalam gelas sampai penuh
- Masukan gabus kedalam  gelas yang telah diisi penuh air.
- Amati apa yang terjadi.

Hasil Percobaan:
Pada percobaan 1, saat gabus dimasukan kedalam gelas yang setengahnya berisi air maka gabus akan
mengapung di pinggir gelas. Sementara itu jika gabus dimasukan kedalam gelas yang terisi penuh air maka gabus akan mengapung di tengah permukaan air.

Penjelasan:
Gabus akan berada di permukaan tertinggi air. Permukaan tertinggi untuk air yang setengah gelas berada di pinggiran gelas, sementara permukaan tertinggi air di gelas yang terisi penuh terdapat dibagian tengah. Oleh karena itu pada percobaan 1 dimana gelas hanya diisi air setengahnya gabus akan mengapung di pinggiran gelas sementara pada percobaan 2 dimana gelas terisi penuh gabus akan mengapung di bagian tengah.
.

Kohesi

Masukan deterjen kedalam segelas air yang telah dibubuhi merica bubuk. Apa yang terjadi??? merica yang semula berada di permukaan air akan turun. Hal tersebut terjadi karena deterjen membuat molekul-molekul air menjadi meregang (terkohesi), sehingga mengakibatkan bubuk merica menjadi turun.

Menikmati Sesuatu Yang Seringkali Terlewatkan

Senangnya bisa pulang lebih awal....
Senang karena jam 7 malam sudah sampai rumah.
Senang karena sepanjang jalan bertemu dengan beberapa saudara... Jadi senyum terus deh...
Senang bisa berjalan dibawah taburan bintang.
Senang karena keesokan harinya dapat menikmati udara pagi yang sejuk dan menyegarkan.
Senang melihat siluet alam dibalik kabut yang mulai menipis.
Subhanallah... Indahnya... Ternyata banyak hal menyenangkan yang sering kulewatkan karena pulang terlalu larut malam dan berjalan terlalu cepat...

Kamis, 19 Agustus 2010

Target ramadhan

Target di bulan Ramadhan berdasarkan Q.S. Al-Baqarah ayat 184-187:
  1. Menjadi manusia yang bertakwa.
  2. Menjadi manusia yang pandai bersyukur
  3. Menjadi manusia yang senantiasa menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Setiap huruf yang kita ucapkan pada saat membaca Al-Qur'an akan diganjar dengan 1 kebaikan. Dan selama bulan ramadhan setiap kebaikan akan dilipat gandakan sebanyak sepuluh kali. Itu artinya satu huruf dalam Al-Qur'an yang dibaca selama bulan Ramadhan akan diganjar sebanyak 10 kebaikan. Yang perlu diingat adalah seberapa jauh Al-Qur'an menjadi pedoman hidup kita akan berbanding lurus dengan seberapa jauh interaksi kita dengan Al-Qur'an.

Rabu, 18 Agustus 2010

Tafsir Q.S. Al Hijr ayat 9

Surau Ramadhan Fasikom hari ini membahas mengenai tafsir Q.S. Al-Hijr ayat 9 yang artinya:

"Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Adz-Dzikir (Al-Qur'an) dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya (menjaganya)". (Q.S. Al-Hijr: 9)

Dalam ayat diatas Allah menyebut dirinya sendiri dengan kata "Kami". Menurut kaidah bahasa Indonesia, kata "kami" biasanya digunakan untuk merujuk pada orang pertama jamak. Padahal Kami dalam ayat diatas merujuk hanya pada Allah semata (tunggal). Penggunaan kata "Kami" dalam ayat tersebut setidaknya memiliki dua makna, yaitu:
- Allah sedang mengagungkan diri-Nya.
Apakah dikatakan sombong jika Allah mengagungkan dirinya sendiri? Tentu saja tidak, karena memang Allah maha segala-galanya, tidak ada satupun yang dapat menandingi kuasa-Nya. Yang tidak boleh adalah jika manusia mengagung-agungkan dirinya sendiri, karena hal tersebut dapat menyebabkan tumbuhnya sifat sombong.
- Allah ingin melibatkan makhluk-Nya terhadap apa yang Dia kehendaki.
Pada ayat diatas dikatakan "Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Adz-Dzikir (Al-Qur'an) ...". Maksud kata "Kami" dalam kalimat tersebut adalah terdapat makhluk Allah yang dilibatkan dalam proses turunnya Al-Qur'an, yaitu malaikat Jibril yang bertugas untuk menyampaikan wahyu kepada nabi Muhammad S.A.W. Lanjutan ayatnya: ".... dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya (menjaganya)". Salah satu cara Allah untuk menjaga Al-Quran yaitu dengan melibatkan para penghafal Al-Qur'an. Dengan adanya para penghafal Al-Quran maka apabila terdapat kesalahan sedikit saja dalam penulisan atau pembacaan Al-Quran maka akan segera diketahui. Dengan demikian kemurnian Al-Quran akan tetap terjaga hingga akhir zaman.

Jadi secara garis besar inti dari ayat diatas adalah:
Allah yang menurunkan Al-Quran dan Allah pula yang akan menjaganya hingga akhir zaman. Jika Allah menjaga Al-Quran maka Allah akan menjaga ahlul qur'an (para penghafal Al-Qur'an) pula. Sebagai contoh di Palestina, secara hitung-hitungan matematika seharusnya Palestina sudah hancur sejak lama karena menghadapi gempuran yang hebat dari berbagai pihak. Tapi pada kenyataannya tidak demikian, Palestina tetap ada hingga saat ini. Mungkin inilah salah satu wujud kebesaran Allah karena disana banyak terdapat para penghafal Al-Quran sehingga Allah tetap melindungi mereka. Di negara tersebut terdapat lebih dari 53000 anak dibawah 15 tahun yang telah mampu menghafal Al-Qur'an sebanyak 30 juz.

Adapun ciri-ciri dari Ahlul Qur'an adalah:
1. Golongan orang-orang yang suka membaca Al-Qur'an
2. Golongan orang-orang yang suka melakukan tadarus Qur'an. Tadarus Qur'an bukan sekedar membaca, tetapi juga memahami maknanya

Rabu, 04 Agustus 2010

Menulis Jurnal

Kemarin DRPM mengadakan Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Untuk Jurnal Internasional (Rumpun Sains-Tek) di Engineering Center Fakultas Teknik UI. Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Dr. Mohammed Ali Berawi dan Dr. Iis Sopyan agar artikel kita dapat diterima di jurnal internasional:
  • Pertama kita harus tahu dulu apa yang diinginkan editor. Biasanya editor menginginkan sebuah artikel yang penelitiannya Penting, Original, Jelas, dan Valid
  • Pilih jurnal yang sesuai dengan bidang kita. Hal lain yang dapat menjadi bahan pertimbangan adalah siapa target pembacanya, nilai impact factor, reputasi, serta acceptance and rejection rate untuk mengetahui seberapa kompetitif "persaingan" untuk dapat diterima di jurnal tersebut.
  • Cek format jurnal yang dipilih. Untuk mempermudah gunakan saja contoh paper yang diberikan kemudian ganti konteksnya dengan apa yang ingin kita tulis.
  • Tentukan keyword. Pemilihan keyword sangat penting karena hal ini terkait dengan kata-kata yang sering dicari orang di suatu bidang tertentu.
  • Topik harus terfokus
  • Judul harus menarik, informatif, dan spesifik
  • Abstrak harus informatif. Kalimat 1&2 berisi konteks dan tujuan penelitian, kalimat 3&4 berisi alasan mengapa penelitian ini dilakukan, kalimat 5&6 berisi metodologi penelitian, terakhir kalimat ke 7&8 menceritakan tentang kontribusi utama dari penelitian kita.
  • Pendahuluan harus "menggigit" dan bisa membuat orang lain tertarik. Untuk dapat menarik minat pembaca kita harus fokus pada isu, masalah, atau pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian. Sementara itu agar lebih "menggigit" berikan critical review terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Paparkan kekurangan dari penelitian sebelumnya sehingga kita dapat menunjukan betapa pentingnya penelitian ini untuk dapat mengatasi berbagai kekurangan dari penelitian yang terdahulu. Disini harus dipaparkan sejelas mungkin dimana posisi penelitian kita.
  • Metodologi penelitian harus jelas, solid, dan "strong". Semua justifikasi yang berhubungan dengan penelitian harus dipaparkan disini. Metodologi sangat penting karena sebagus apapun hasil yang diperoleh jika metodologinya tiak jelas dan kurang kuat maka orang akan ragu.
  • Hasil Penelitian. Sajikan hasil penelitian dengan baik, singkat, dan jelas. Sampaikan secara ringkas apa target eksperimen kita, tetapi tidak boleh mengulang metodologi. Pada bagian ini jangan mendiskusikan interpretasi dari hasil yang diperoleh. Meskipun semua data berharga, sebaiknya pilah data mana yang akan dimasukan kemudian buat rangkumannya dan laporkan setiap detil perubahan yang terjadi, termasuk perubahan visual serta implikasinya. Agar lebih efektif berikan ilustrasi dengan menggunakan gambar. Jangan merepresentasikan satu data lebih dari satu kali. Jadi gunakan tabel saja atau gambar saja, jangan dua-duanya. Bedakan mana gambar/ tabel yang masuk kedalam body paper dan mana yang masuk kedalam appendix. Karena data mentah tidak boleh dimasukan kedalam paper maka data ini biasanya dimasukan kedalam appendix. Kalau mau refer, sebutkan nomor gambar atau tabelnya, misal figure1, table 2, dll. Jadi jangan menggunakan kata-kata "figure above" atau "table below". Gunakan passive voice.
  • Diskusi. Interpretasikan seluruh hasil eksperimen di bagian ini. Kaitkan interpretasi hasil eksperimen dengan hipotesis dan hasil-hasil sebelumnya. Tentukan apakah hipotesis diterima, ditolak atau meragukan. Yang jelas jangan membiarkan penelitian ini terkesan menggantung. Tunjukan bahwa disain eksperimen yang digunakan sesuai dengan hipotesis. Penemuan yang cukup signifikan harus digambarkan sejelas-jelasnya. Jika hasil eksperimen tidak sesuai harapan maka kita harus menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Dan jika hasil eksperimen sesuai harapan maka kita juga harus bisa menjelaskan apa teori/ hal yang mendasari sehingga kita dapat mengatakan bahwa hasil yang diperoleh memang sesuai harapan. Gambarkan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dan jelaskan bahwa pekerjaan telah selesai dilakukan. Hal tersebut penting karena artikel biasanya ditolak jika pekerjaan yang dilakukan belum selesai (incomplete). Sebuah penelitian tidak akan dapat menjawab seluruh pertanyaan, sehingga kita harus memberikan gambaran yang cukup besar di pikiran orang lain tentang penelitian apa yang mungkin dilakukan di masa mendatang. Gunakan paste tense jika merujuk ke pekerjaan yang dilakukan oleh orang tertentu atau diri kita sendiri. Gunakan present tense jika merujuk ke sesuatu yang umum/ telah disepakati bersama. Kesalahan yang banyak dilakukan pada bagian ini adalah mengulang apa yang sudah dibahas di bagian hasil penelitian. Padahal harusnya pertanyaan yang penting dibagian ini adalah kata "mengapa".
  • Kesimpulan berisi penjelasan singkat tentang apa yang sdh dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian, menyajikan rangkuman pencapaian kuantitatif diikuti pencapaian terbaik serta kondisi eksperimennya, merangkum hubungan perubahan satu variabel denagn variabel lain, dan kemungkinan/ pembuktian applicability dari hasil riset.

Beberapa alasan utama ditolaknya sebuah artikel:
  • Penelitiannya tidak terlalu original dan tidak baru
  • Teori yang digunakan cacat
  • Poor methodology and experimental design sehingga hasilnya tidak dapat dipercaya
  • Literatur/ referensi/ variabel tidak komprehensive
  • Artikel yang dibuat tidak sesuai untuk jurnal
Yang jelas jangan takut untuk menulis. Jangan menyerah meskipun komentar yang diberikan oleh reviewer atau editor terkadang sangat "pedas". PD aja, jadikan itu sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Apalagi kalau di pesannya tertulis accepted with revision. Ga perduli minor maupun major revision, perbaiki aja. Selama belum ditolak kejar terus mereka. Oya kita juga punya hak untuk membela diri (punya hak jawab) jika merasa kurang sreg dengan pendapat reviewer atau editor.

Tulis... Tulis....

Ternyata menulis bisa membuat kita kecanduan. Ga perduli banyak salah disana sini, ga ngikutin aturan dsb yang penting sekarang sudah mulai suka. Yups.. langkah awal yang baik. Ide-ide mulai sering bermunculan. Tujuanku membuat blog sudah mulai terlihat hasilnya sedikit demi sedikit. Aku yang dulu tidak suka menulis, sekarang mulai suka menulis meskipun masih berupa karangan bebas tanpa aturan. Semoga ini awal yang baik agar aku bisa dan suka untuk menulis karya ilmiah. Jadi kuncinya latihan... latihan... dan latihan... Sediakan waktu lebih banyak... Tulis apa saja yang dipikirkan, ga perlu berpikir benar atau salah strukturnya, bagus atau jelek, dll. Setelah itu baca ulang, jika ada yang kurang sreg edit lagi, begitu seterusnya sampai kita merasa puas. Kalau sudah di edit masih jelek juga?? ya edit lagi... :p. Setelah di edit, edit, edit, .... , dan edit teruuuus tapi masih tetep jelek?? ya wajar, namanya juga masih tahap belajar. Klo udah bagus yang ada kita jadi penulis terkenal atau pengajar. Yang penting jangan pernah bosan untuk terus menulis. Saat ini mungkin tulisan kita masih belum sesuai, tapi coba lihat beberapa tahun ke depan. Aku yakin kemampuan kita akan semakin bertambah jika terus diasah... Jadi, ayo menulis.... :)

 .